Kamis, 13 Oktober 2011

Pegunungan Himalaya



Himalaya adalah barisan pegunungan di Asia yang memisahkan anak benua India dari dataran Tibet. Di sana, terdapat salah satu tujuh puncak dunia, yakni Gunung Everest
dengan ketinggian 8.848 meter.
Sudah jadi pengetahuan umum, Himalaya tidak berdiri menjulang dengan sendirinya. Tumbukan dua benua kunolah yang mendorong Himalaya naik dari permukaan Bumi. Namun, tak banyak yang tahu, bahwa di bawah tanah Himalaya terdapat puing-puing yang menghujam Bumi  yang menguak misteri pembentukan Himalaya.
tubrukan benua terjadi sekitar 90 juta tahun yang lalu.Ibarat tabrakan antara kendaraan besar beroda 18 dengan mobil pick up yang lebih kecil, lempeng Asia yang lebih besar memaksa lempeng India ringsek masuk ke dalam mantel Bumi.
Dalam proses itu disebut subdiksi, lempeng India terbenam setidaknya 250 kilometer ke dalam permukaan Bumi demikian diungkap dalam Jurnal Geologi edisi Mei 2010. Perkiraan ini dia kali lebih besar dari estimasi sebelumnya.
“Subduksi kerak benua ke kedalaman Bumi belum pernah dilaporkan sebelumnya dalam kasus Himalaya. Ini adalah kasus yang langka di dunia,” kata salah satu penulis, Anju Pandey dari Pusat Oseanografi Nasional di Southampton, Inggris.
Situs tabrakan antarbenua ini lalu membentuk akar Himalaya. Para peneliti menemukan, retakan di bebatuan pegunungan menemukan mineral yang disebut majorite, yang terbentuk sekitar 200 kilometer di bawah permukaan Bumi.
Mineral inilah yang memungkinkan para peneliti menentukan kedalaman kerak benua India yang terbenam.
Majorite adalah mineral yang stabil pada kondisi tekanan ultra-tinggi. Fungsinya seperti spons oksigen yang menjaga Bumi dari kekeringan dan tidak ramah huni, seperti kondisi Planet Mars.
Saat kerak benua terus menerus bergeser, majorite tertarik ke permukaan bumi, dalam kondisi rusak dan melepas oksigen selama berjuta-juta tahun.
Para peneliti sebelumnya sudah mengetahui bahwa tabrakan lempeng benua mendorong pembentukan gunung, menimbulkan letusan gunung berapi, dan memicu gempa bumi. Namun, detil dari apa yang sebenarnya terjadi usai tubrukan, apa yang terjadi di bawah mantel Bumi, masih jadi perdebatan panas.
“Temuan kami signifikan karena para peneliti masih tidak sepakat soal kedalaman subduksi lempeng India di bawah lempeng Asia,” kata Pandey.
Apalagi, perkiraan sebelumnya bertolak belakang dengan perkiraan berdasarkan model komputer.
Hasil penelitian baru menunjukkan bahwa lempeng India tenggelam dengan kedalaman sekitar dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
“Hasil penelitian kami yang didukung oleh model komputer dan secara radikal akan meningkatkan pemahaman kita tentang subduksi dari lempeng benua India yang membentuk Himalaya,” kata Pandey.
Penemuan baru diharapkan bisa berubah cara berpikir peneliti tentang basis  tektonik Himalaya, seperti tingkatan perkembangan Himalaya.

Proses terjadinya pegunungan himalaya   
Proses pembentukan gunung berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara 45 – 450 juta tahun yang lalu. Misalnya pegunungan Himalaya terbentuk mulai dari 45 juta tahun yang lalu, sedangkan pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 jutan tahun yang lalu.
Model terjadinya gunung mengalami tiga tingkatan proses, yaitu:
1. Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan vulkanik menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.
2. Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak bumi:sedimen yang terbentuk tadi mengalami deformasi karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempeng-lempeng tektonik.
3. Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung. Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar lempeng maka akan terbentuk graben (lembah)
Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya , terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng Eurasia. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun. Titik referensi yang berwarna kotak merah masih berada dibawah . Setelah mengalami proses tumbukan yang lama antara dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat dimana terlihat kotak merah berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi.Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.
Pegunungan Himalaya adalah salah satu contoh pegunungan yang terbentuk dari proses Konvergen lempeng benua—benua (Continental—Continental). Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.


Konvergensi Benua-benua.
Rangakaian  pegunungan Himalaya secara dramatis dan spektakuler memperlihatkan konsekuensi dari lempeng tektonik. Ketika dua lempeng benua bertemu, tidak akan ada yang menujam disebabkan batuan benua yang relatif ringan, dan seperti tabrakan dua gunung es, gerakan ke bawah akan tertahan. Biasanya, kulit bumi cenderung menggelembung dan didorong ke atas atau ke samping.
Tabrakan India dengan Asia sekitar 50 juta tahun yang lalu menyebabkan lempeng Eurasia melipat di atas lempeng India. Setelah tabrakan, konvergensi dari dua lempeng tersebut terus menekan lipatan hingga terbetuknya Pegunungan Himalaya dan Dataran tinggi Tibet yang kita kenal saat ini. Kebanyakan pertumbuhannya terjadi selama 10 juta tahun belakangan.
Himalaya, berpuncak hingga ketinggian 8.854 m dari permukaan laut adalah pegunungan tertinggi di bumi, dan dataran Tibet dengan rata-rata tinggi 4.600 m, lebih tinggi dibandingkan semua puncak di pegunungan Alpen (kecuali Puncak Mont Blanc dan Monte Rosa).